Monday, December 19, 2011

Rasa yang berbeda, tetapi salah.

Rasa ini beda dan salah,, iya salah. Karna dia telah menjadi milik orang. Dia? Bukan yang dulu, bukan yang kemaren-kemaren, ini baru, seseorang yg baru hadir di hidupku, baru aku kenal beberapa bulan yang lalu.
Dari awal aku kenal, aku tahu ada sesuatu yang berbeda, aku tahu itu, tapi aku berusaha mengesampingkan itu semua. Tetapi, lama-kelamaan aku tak bisa mengesampingkan hal itu, hal itu penting buat aku, perasaanku, rasa yang ku punya kepadanya. Dan aku memutuskan untuk menyayanginya. Ketika ini, aku tak tahu bahwa dia telah punya kekasih.
Berminggu-minggu mengenalnya, berbulan-bulan ku melihatnya, dan ketika dia berbicara sendiri di depanku, "iya, ini loh cewekku, eemmm," sambil tersenyum dia mengucap itu, seperti kebahagiaan menyelimutinya karna dia telah memiliki kekasihnya itu. Seperti terhempas ombak badai hatiku seketika retak, tak kuasa lagi mendengar cerita selanjutnya. Aku patah hati. Sungguh sakit rasanya, tapi aku berusaha kuat, berusaha tegar.
Mungkin dia bukan untukku, itu saja yang aku pikirkan sampai sekarang.

Dia banyak cerita entang kekasihnya itu ke aku, aku membaca semua SMS nya, sakit memang, tapi tak apalah, aku rasa dia nyaman bercerita kepadaku tentang hubungannya itu. Pasrah ketika kecemburuan merasuk ke dada, SABAR! hanya itu yang aku usahakan. Karna aku tahu aku salah mencintai orang.
Dari dia seneng-senengnya sama pacarnya, sampai ketidak harmonisan hubungannya pun dia ceritakan.
Sakit mendengarnya, tapi aku ingin tetap ada disampingnya, meski bukan kekasih, tapi aku masih bisa menjadi temannya.
Lama kurasakan hal ini, sampai akhirnya aku tak kuasa menyimpannya sendiri, sahabat-sahabatku aku ceritakan, dan aku mulai menunjukkan ketertarikan dan perasaanku ke dia di depan dia. Entah dia merasakanitu atau tidak, aku hanya berharap dia tidak tahu perasaan ini.
Ketika berjalan bersamanya, bercanda tawa dengannya aku tahu rasanya bahagia, bahagia sekali. Tapi ketika aku terbangun dan tersadar bahwa DIA MILIK ORANG LAIN aku hanya bisa miris, menahan perih dan sakit yang kurasa.
Dan kini aku tak tahu lagi harus bagaimana.
Menjaga perasaan ini sendiri, tanpa harus dia tahu.
Maafkan aku yang begini.
Aku tak bermaksud merusak hubunganmu.
Oleh karenanya, aku hanya diam memendam rasa ini sendiri, dan dirimu tak perlu tahu.

No comments:

Post a Comment